"Sayang kalo dianggurin, lebih disayangkan jika hilang".
Kembali lagi ketempat itu, setelah 7 bulan lalu untuk pertama kali mengunjungi sebuah gedung usang di jalan otto iskandar dinata. Gedung yang bersebelahan dengan sebuah restoran cepat saji di bekas lahan kompleks PFN. Gedung tua yang memiliki puluhan tahun sejarah, kini tenggelam dari permukaan setelah beberapa tahun belakangan ini tidak aktif. Minggu tanggal 15 bulan november 2015, saya kembali lagi mengunjunginya, gedung tua yang digadang-gadang sebagai salah satu saksi perfilman indonesia, berdiri kokoh sebuah laboraturium film negeri ini. Perum Perusahaan Film Negara ( PPFN ) sudah ada sejak 1934 dengan nama Java Pacific Film. Saya tidak akan bercerita banyak tentang sejarahnya karena sudah ada beberapa artikel yang membahasnya, tulisan ini hanya ungkapan perasaan saya saat berada dekat dengannya.